Hmm. Semakin jauh jauh jauh dan jauh jaraknya.
Menjauh dari orbit semula. Berjarak tahun cahaya. Cahayanya semakin
redup, bahkan bisa menjadi tak terlihat ketika mendung datang. Dan
sampai disinilah pengamatanku berhenti. Dan karna inilah sekarang aku semakin
menyesal, kenapa menamakannya bintang, jadinya ya seperti bintang
sesungguhnya. Ini adalah kisahku menyukai seseorang di zaman SMA.
Kenapa waktu selalu berlalu begitu saja? Meninggalkan kenangan yang semu. Masihkah ingat? Masihkah ada? Bisakah waktu kan mempertemukanku lagi?
Kenangan ini berjalan begitu saja, tanpa alur, tanpa klimak, tanpa penyelesaian, bahkan ini berakhir begitu saja. Seolah-olah kini sudah tamat. Bahkan aku sendiri tak tahu apa ini yg dinamakan berakhir?
Waktu itu aku duduk di depan jendela kaca kelas. Dari jauh aku lihat dia. Aku takut. Aku palingkan muka, ku palingkan pandang, mencari objek lain yang bisa aku lihat. Berpura-pura seoalah sedang berfikir atau melamun. Aku tau dia juga memalingkan muka. Tapi berbeda denganku. Dia memalingkan muka mungkin karna benci, sepertinya begitu. Tapi kenapa begitu bencinya padaku? Orang bodoh sepertiku tak pernah tau mengapa dan kenapa. Hanya mencoba menebak-nebak.
Itu bukan pertama kalinya dia memalingkan muka. Juga saat itu. Ketika
aku berdiri didepan pintu kaca kelas. Dia lewat dihadapanku seolah-olah aku tak
ada. Tak hanya itu. Ketika aku lewat di sebelahnya, sebenarnya aku juga
tak ingin lewat, tapi terpaksa, karna memang jalannya harus lewat situ.
Dia selalu berpindah tempat, entah bergeser, atau berjalan, atau
berpura-pura mengobrol dengan temannya.
Ya aku tau itu untuk menghindariku. Apalagi. Akunya saja yang tidak tanggap. :(
Ya aku tau itu untuk menghindariku. Apalagi. Akunya saja yang tidak tanggap. :(
Waktu tak pernah memberiku kesempatan. Tak
pernah memberiku sela untukku berkata "Hai". Bahkan mulutku tak mampu
berucap, membisukanku, membiarkanku dengan tatapan kosong yang terus diburu
detik detik jarum jam. Dan akhirnya dia pun berlalu dihadapanku tanpa
aku berkata apapun. Aku berdiam mematung seperti seonggok sampah yang
dihempas angin. Barulah aku sadar. Mungkin saat itu hanya ilusiku. Atau
mungkin aku tak tampak waktu itu, sehingga dia tak melihatku disana. Di
koridor yg selalu sepi saat pulang sekolah. Di koridor yg dingin.
Kau tahu, kenapa aku menjulukimu bintang? dari sekian siswa disekolah, hanya satu orang yang kulihat begitu bersinar, seperti satu bintang yang sedang berpijar diantara bintang-bintang lainnya. Dan ketika aku berada didekatmu, aku selalu gugup, aku selalu minder, aku begitu kacau dan merinding, sehingga aku tak sanggup terlalu berlama-lama didekatmu, membuatku semakin salah tingkah dan menjadi semakin aneh. lalu perlahan aku sedikit menjauhimu, bukan untuk menghindarimu, tapi untuk melihat dan mengamatimu. Ya, kau memang seperti bintang, bintang yang begitu indah, tak mungkin bisa didekati, karena pancaran sinarnya begitu benderang dapat menyilaukan mata, bahkan bisa membakar diriku. Tapi aku bisa mengamati indahnya bintang jika dari kejauhan, di tempat yang tenang dan damai, hingga aku bisa menikmati senyumanmu yang begitu langka. Ya, kamu adalah orang paling cuek yang pernah aku temui, tapi penuh wibawa. Padahal aku teman sekelasmu, tapi aku tak pernah bisa akrab denganmu. Bintang selalu disukai banyak orang, juga sepertimu, banyak sekali yang ngfans denganmu. akupun juga begitu.
Selain itu, menurutku bintang itu lebih bagus daripada bulan. Karena meskipun bintang itu jumlahnya banyak, tapi dia slalu ada di langit, sedangkan bulan meskipun dia satu tapi dia setiap bulannya hanya muncul 15hari, 15 hari berikutnya ia tak ada. Itulah sebabnya aku lebih memilih memanggilmu bintang
Dan kamu adalah satu-satunya orang yang aku kenal yang memiliki kesamaan yang sama, sama-sama suka mengamati langit, hanya bedanya, aku suka mengamati bintang, dan kau suka mengamati bulan, apalagi bulan purnama.
Kau tahu, kenapa aku menjulukimu bintang? dari sekian siswa disekolah, hanya satu orang yang kulihat begitu bersinar, seperti satu bintang yang sedang berpijar diantara bintang-bintang lainnya. Dan ketika aku berada didekatmu, aku selalu gugup, aku selalu minder, aku begitu kacau dan merinding, sehingga aku tak sanggup terlalu berlama-lama didekatmu, membuatku semakin salah tingkah dan menjadi semakin aneh. lalu perlahan aku sedikit menjauhimu, bukan untuk menghindarimu, tapi untuk melihat dan mengamatimu. Ya, kau memang seperti bintang, bintang yang begitu indah, tak mungkin bisa didekati, karena pancaran sinarnya begitu benderang dapat menyilaukan mata, bahkan bisa membakar diriku. Tapi aku bisa mengamati indahnya bintang jika dari kejauhan, di tempat yang tenang dan damai, hingga aku bisa menikmati senyumanmu yang begitu langka. Ya, kamu adalah orang paling cuek yang pernah aku temui, tapi penuh wibawa. Padahal aku teman sekelasmu, tapi aku tak pernah bisa akrab denganmu. Bintang selalu disukai banyak orang, juga sepertimu, banyak sekali yang ngfans denganmu. akupun juga begitu.
Selain itu, menurutku bintang itu lebih bagus daripada bulan. Karena meskipun bintang itu jumlahnya banyak, tapi dia slalu ada di langit, sedangkan bulan meskipun dia satu tapi dia setiap bulannya hanya muncul 15hari, 15 hari berikutnya ia tak ada. Itulah sebabnya aku lebih memilih memanggilmu bintang
Dan kamu adalah satu-satunya orang yang aku kenal yang memiliki kesamaan yang sama, sama-sama suka mengamati langit, hanya bedanya, aku suka mengamati bintang, dan kau suka mengamati bulan, apalagi bulan purnama.
Dulu aku menjulukinya bintang, sekarang aku menjulukinya alien
Alasanku mengganti namanya jadi ALIEN:
1. Dia kan aneh, gak jauh beda dari alien.
2. Orang yang tertutup, seperti alien, tak pernah mau memberikan identitasnya secara umum pada mahluk bumi.
3. Dia termasuk golongan mahluk langka, termasuk smznya juga langka.
4. Nah, kalo ngomong mesti pakek bahasa alien. Cepet banget. =="
5. Kalo jalan juga aneh, pelan tapi buru-buru, mirip alien kan. ==a
6. Tapi alien itu tergolong mahluk yang cerdas lho, juga sepertimu mahluk jenius.
1. Dia kan aneh, gak jauh beda dari alien.
2. Orang yang tertutup, seperti alien, tak pernah mau memberikan identitasnya secara umum pada mahluk bumi.
3. Dia termasuk golongan mahluk langka, termasuk smznya juga langka.
4. Nah, kalo ngomong mesti pakek bahasa alien. Cepet banget. =="
5. Kalo jalan juga aneh, pelan tapi buru-buru, mirip alien kan. ==a
6. Tapi alien itu tergolong mahluk yang cerdas lho, juga sepertimu mahluk jenius.
No comments:
Post a Comment
Pembaca yang baik selalu meninggalkan komentar. Terimakasih atas saran dan kritik anda.