Kau mengingatkanku pada masa kecilku, kau seperti sebuah permen kapas (cotton candy) yang di daerahku biasa disebut Arummanis. Sebuah makanan yang selalu aku sukai, aku cintai, meskipun sebenarnya aku adalah orang yang tak suka makanan yang manis. Aku menyukai harumnya arummanis setiap kali aku melihatnya di pasarmalam, melihat anak-anak kecil yang dulu seumuran denganku membelinya. Aku hanya mengamatinya, mengagumi warnanya yang merah muda (pink) lembut, berserabut seperti benang kapas. Aku mendekati pedagang arummanis, mencoba melihat lebih dekat bersama aroma wangi yang manis.
Pedagang memasukkan gula pasir kedalam mesin, dan kemudian mesin berputar dan melelehkan gula-gula pasir itu lalu muncullah benang-benang berwarna pink yang semakin banyak seperti awan, kemudian dengan menggunakan stik dari bambu, pedagang itu memutar-mutar bambu itu sehingga gumpalan kapas itu menempel pada bambu itu hingga menebal lalu menggelembung, dan terbentuklah arum manis yang cantik dan wangi.
Aku tak pernah begitu tertarik membeli makanan yang manis, tapi arummanis selalu bisa membuatku tertarik, membuatku menyukainya, meskipun aku tak suka makanan yang manis. Aku selalu membeli arummanis setiap kali pergi ke pasar malam. Aku tak pernah langsung memakannya setiap kali aku membeli arummanis, aku selalu mengamatinya dan mengagumi keindahan bentuknya yang seperti kapas cantik yang harum, kemudian memakannya sedikit, merasakan manisnya kapas yang mencair di lidah, lalu mengamatinya lagi, tapi apa yang terjadi? ketika arummanis terkena udara, dia menjadi menggumpal dan keras, aku mencoba memakannya, tapi rasanya terlalu manis, kemudian dengan cepat meleleh dilidah.
wah ane sih paling suka yang GULALI gan. hahaa jadi inget masa kecil
ReplyDeleteHehe, saya gulali juga suka kok, apalagi kalo di bentuk bentuk :D
Deletenakasih infonya mbak
ReplyDeleteMau nanya ini biar gulali tahan lama gmana y biar tdk mudah kempes
ReplyDelete