Sunday, August 11, 2013

Pencabut Rumput

 Cerita ini terjadi ketika aku sedang liburan kuliah, sehingga aku bisa bersantai di rumah. Siang itu, aku sedang sendirian di rumah. Semua orang dirumah tak ada di rumah, masih sekolah. Seperti biasa, saat sendirian seperti itu, aku selalu ke kamarku, dan memulai membuka laptop dan segera internetan, facebookan, googling dan ngutak atik blog. Saat tengah asyik internetan. Tiba-tiba terdengar suara gerbang terbuka, aku pikir salah satu dari keluargaku sudah ada yang pulang ke rumah.

Tapi setelah lama aku tunggu, tak ada suara sepeda motor lagi, biasanya kalau ibu atau bapakku pulang, yang biasa dilakukan adalah memanggil namaku atau membunyikan klakson, itu menandakan aku harus membukakan pintu garasi. Tapi aku tunggu lama sekali, tak ada suara. Akupun mengira, ah mungkin hanya orang lewat. 

Beberapa lama kemudian, aku perhatikan keluar jendela, karna kamarku berada di ruang paling depan, maka aku bisa mengamati halaman depan rumah dan jalan raya di depan rumah. Dan mataku tertuju pada sesosok tubuh seorang lelaki menggunakan topi sedang jongkok di bawah pohon nolina, kulihat orang itu sedang menelepon sesorang dengan suara yang begitu pelan, tangan kanannya memegang hp di telinga, dan tangan kirinya mencabuti rumput, tapi seperti mencabut rumput sebagai keusilan tangan menunggu seseorang. Dan kulihat pintu gerbang masih tertutup, sedangkan diluar gerbang kulihat ada sepeda motor diparkir, mungkin milik orang itu. Aku amati orang itu begitu lama, tapi gerak geriknya semakin mencurigakan, aku jadi semakin curiga. Apalagi aku begitu waspada, karena rumahku sering sekali kemalingan, jadi ketika ada orang yang mencurigakan, otomatis aku menjadi semakin waspada, apalagi ketika aku sedang sendirian seperti itu. 

Akhirnya aku beranikan diri untuk membuka pintu depan dengan sengaja aku membuka pintu dengan agak kasar, maksudku untuk mengagetkan orang itu, dan kulihat, dengan spontan orang itu juga kaget melihatku berdiri di depan pintu, awalnya aku pura-pura gak lihat orang itu, lalu pura-pura mengawasi taman, dan pura-pura kaget melihat orang itu. Wajah orang itu begitu panik, aku malah semakin menjadi curiga, dia lalu tetap melanjutkan seolah-olah sedang mencabut rumput lagi sambil jongkok dengan menundukkan kepala sambil terus menelepon. Akupun memberanikan diri bertanya dengan tegas tapi sopan. "Bapak siapa ya? Kok ada disini?". Orang itu menjawab dengan tergagap gagap sambil mematikan HPnya, "e,,eh anu, saya disuruh bapaknya sampean untuk njeboli suket. saya disuruh bapak kamu untuk mencabuti rumput". Aku menjadi semakin curiga, karena sebelumnya bapak dan ibuku selalu memberitahuku jika nanti akan ada orang dirumah atau apa. Mesti bapak selalu konfirmasi dulu padaku, tapi karena orang tuaku tidak titip pesan, akupun menjawab orang itu, sambil mengirim sms ke orang tuaku. "Lho, nopo nggih pak? tapi bapak kalih ibu kok mboten pesen teng kulo lak enten tiang ajenge njeboli suket nggih? Lho, masa pak? tapi kok bapak dan ibu saya tidak berpesan pada saya kalau akan ada orang yang mau mencabuti rumput ya?". Orang itupun menjawab "lho, iyo lo mbak, bapak'e samean ngongkon aku njeboli suket, iki lo aku njeboli suket mbak, biasae lo aku njeboli suket ndek kene, iki mau aku ngenteni koncoku, koncoku tak telpon gak diangkat-angkat, tak telponnne yo mbak koncoku, mosok yo koncoku salah, tapi jarene lo mbak, njeboli suket ndek kene, opo aku sing kliru ya mbak?, lho, iya lo mbak, bapakknya mbak yang nyuruh aku nyabuti rumput, ini lo aku nyabut rumput, biasanya lho aku nyabuti rumput disini, ini tadi aku nunggu temanku, temanku aku telpon gak diangkat, aku telpon ya mbak temanku, masak ya temanku salah, tapi katanya lo mbak nyabuti rumputnya disini, apa aku yang kliru ya mbak?". 
Aku jadi semakin bingung, apalagi kan selama ini aku jarang dirumah, kan aku kost, jadi gak pernah tahu dan gak bisa membuktikan orang itu memang sering nyabuti rumput dirumahku apa tidak, apalagi saat aku ingat orang tuaku tidak berpesan apapun kepadaku sebelum berangkat sekolah tadi. Sambil terus sms orang tuaku berulang-ulang dan aku miscall berulang-ulang. aku pun menjawab orang itu "tunggu sebentar ya pak, saya tanya orangtua saya dulu". dan kulihat orang itu begitu panik sekali, menelpon seseorang, dan sepertinya tak ada satupun telponnya yang diangkat, orang itu kebingungan, akupun juga bingung. Beberapa lama kemudian, ada sms masuk dari ibuku "oh iya, nanti ada orang nyabuti rumput dirumah, bapak yang nyuruh, orangnya lo sudah biasa nyabuti rumput ke rumah."
Akhirnya setelah menerima sms dari ibuku, akupun minta maaf pada orang itu. "sepuntene sing katah nggih pak, kulo mboten ngertos lak njenengan niku di kengken bapak kulo njeboli suket, mergane bapak kulo wau mboten pesen teng kulo, sepuntene pak. Saya minta maaf yang banyak pak, saya gak tahu kalau bapak saya nyuruh bapak nyabuti rumput, karena bapak saya tadi tidak pesan pada saya, maaf pak". Trus orang itu menjawab "owalah mbak, iki mau aku adem panas keringeten, aku wedi lak salah, mergane koncoku sing ngomongi, gek koncoku gurung teko, owalah mbak, ini tadi aku adem panas keringatan, aku takut salah, karena temanku yang ngasih tahu, dan temanku belum datang."
Haduh, benar-benar malu dan sungkan sekali, gara-gara mencurigai orang, tapi mau gimana lagi, karena disini sudah sering sekali kemalingan, jadi selalu waspada pada orang yang tak dikenal.

No comments:

Post a Comment

Pembaca yang baik selalu meninggalkan komentar. Terimakasih atas saran dan kritik anda.