Sabtu, 10 Agustus 2013, sekitar jam 12 malam.
Di malam hari raya idul fitri, malam-malam saat semua hendak bersiap-siap tidur. Dari luar, tepatnya di depan rumah terdengar suara sepeda motor yang terjatuh dan suara motor yang ngebut, setelah itu terdengar suara ramai seperti anak berkelahi. Akhirnya orang seisi rumahku pun keluar, melihat dari dalam pagar, kami kira ada kecelakaan atau anak berkelahi, karena dari dalam pagar, terlihat ada sepeda motor yang di detangah jalan aspal, dan dipinggir jalan di depan kebun ada anak yang dipukul, seperti berkelahi, kemudian ada yang berkata "owh, maling iki, ape mblayu neng ndi ha?", translte: Oh maling ini, mau lari kemana?".
Bapakku pun bertanya "siapa itu ada apa?". ternyata diluar ada tetanggaku mas novan dan pak attak yang menangkap maling. Karena semua penasaran dan pintu gerbang sudah di gembok, bapakku menyuruhku masuk kedalam rumah mengambil kunci gerbang. Setelah pintu gerbang terbuka, kamipun keluar mendekati si maling yang ditempeleng mas novan dan mas attak. Si maling nangis-nangis sambil ditempeleng dan di tampar sembari di introgasi. semua orang di daerahku keluar dan ikut melihat di depan rumahku.
mas nov: sopo kowe? ngaku! "siapa kamu? ngaku!"
mas nov: sopo kowe? ngaku! "siapa kamu? ngaku!"
maling: oraaaa, oraaaa, huwaaaaaaaa,, sepurane, ampun ampun.. huaaaa... "nggak, maaf, ampun"
mas nov: kowe arek endi? nyapo kowe nyolong bendera?, jelas jelas nyolong bendera, kok nglamak, enek wong ndk pos kampling wani nyolong. "kamu anak mana? kenapa mencuri bendera? jelas-jelas ada orang di pos kampling, kok berani mencuri, kurang ajar".
maling: arek se*pu. aku kademen dadi njukuk bendera gawe kemulan. huaaaa. ampun, emohhh. "anak se*pu. aku kedinginan jadi ambil bendera buat selimutan, ampun, gak mau".
mas attak: halah, alesan, nyapo gawe kemulan, barang, ndang ngaku se*pu ndi omahmu?. Pedah'e bene kene ae, kono, ra usah mulih. "halah, alasan, buat apa pakai selimut segala, ayo ngaku se*pu mana rumahmu?. Motornya taruh sini saja, gak usah pulang".
maling: Sidom*lyo, aku mau dikongkon koncoku njupuk, koncoku wes mblayu ngidul, ampun. "sidom*lyo, aku tadi disuruh temanku ambil, temanku dah lari keselatan, ampun."
Akhirnya setelah semuanya berkumpul, anak itu disertet didepan rumahku sambil terus ditanya dan dimarahi. Setelah aku melihat sepeda motornya yang di taruh didepan rumah, aku segera lari ke dalam rumah dan mencatat no polisi sepeda motor anak itu "P 3070 XD". dan saat aku kembali ke depan rumah, ayahku menyuruhku mengambil kamera, aku pun masuk lagi ke dalam rumah dan mengambil kamera.
kemudian ayahku memotret wajah anak itu, setelah itu si anak (maling).itu diintrogasi lagi.
warga: nyapo jawamu kok maling? masio gur bendera, kowe terbukti nyolong, wong ndk kene ki wes geregeten karo sing jenenge maling, kowe salah opo bener ki ora biso dibedakno, masalahe ndk kene wis sering kemalingan, akhir-akhir iki, wong ndk daerah kene sering kemalingan, lan kowe terbukti nyolong bendera. ojo-ojo sing sering nyolong ndk kene ki awakmu yo? sing nyolong laptop ndek wingi? nyolong LPG awakmu to? ngaku! "apa maksudmu mencuri? walaupun cuma bendera, kamu terbukti mencuri, orang di daerah sini dah gregetan dengan maling, kamu salah ataupun benar gak bisa dibedakan, karena disini sudah sering kemalingan, akhir-akhir ini orang di daerah sini sering kemalingan, dan kamu terbukti mencuri bendera? jangan-jangan yang sering mencuri disini ini kamu ya? yang mencuri laptop kemarin? yang mencuri LPG kamu ya? ngaku!"
maling: oraaa, aku dikonkon koncoku, aku gak nyolong iku, huaaaa. .."nggak, aku disuruh temanku, aku gak mencuri itu"
warga: sopo jenengmu? sekolah neng ndi kowa ha? ndi KTPmu? "siapa namamu? sekolah dimana kamu? mana KTPmu?"
maling: W*dhi sw*st*ka, ndek SMP PG*I, aku ra duwe KTP, huaaaaa... "W*dhi sw*st*ka, di SMP PG*I, aku gak punya KTP"
warga: ngapusi ki, mosok ra duwe KTP, ndi? "bohong kamu, masa gak punya KTP? mana?"
maling: tenan, huuaaaa,, aku cuma duwe iki, kartu pelajar. "beneran, aku cuma punya ini, kartu pelajar"
dan lalu dia keluarkan Kartu Pelajarnya, namanya W*dhi sw*st*ka, di kartu pelajarnya tertulis dia terlahir tahun 1996, dan tertulis disana dia kelas VII B.
warga: oh, kowe arek PG*I, kuwi ngarepan guru PG*I, kowe tak kandakno, tak urus ndk sekolahanmu, tak parani ndk omahmu, bene wong tuwomu ngerti, liyane ndi? "oh, kamu anak *PG*I, di depan itu rumah guru PG*I, kamu aku laporkan, biar diurus sekolahan, orang tuamu dipanggil biar tahu, mana lagi?"
maling: gak nduwe maneh, iki cuma enek'e SIM , hiks hiks, huaaa. "gak punya lagi, ini adanya SIM"
warga: ndi SIM'e tak sita pisan, "mana SIMny, saya sita juga"
maling: ojjooooo, huaaa, iki tek'e bapakku, ojo,,, iki lo, ojo digowo, jenenge podo ki lo, kartu pelajar'e ae gowonen, ojo SIM'e,, huaaaa.... "jangan,,,, ini dari bapakku, ini lho, jangan dibawa, namanya sama dengan kartu pelajar, kartu pelajarnya saja yang dibawa"
warga: milih SIM'e sing di tinggal opo pedah'e? bene sing jupuk wong tuwamu? "pilih SIM atau motornya yang ditinggal? biar di ambil orang tuamu?"
maling: emoh mas, ampun, kartu pelajare ae sing gowonen "gak mau mas, kartu pelajarnya aja yang kamu bawa".
Akhirnya setelah lama diinterogasi dan dimarah-marahi, anak itu disuruh pulang. Akhirnya orang-orang yang ada disitu bercerita tentang kejadiannya. katanya., saat mas attak dan mas novan nongkrong di pos kampling yang gelap, tepatnya di depan rumahku, sebelahnya kebun, tiba-tiba dari arah selatan ada anak-anak rombongan, lalu dengan santainya ngambil bendera, karena mas novan dan mas atak segera menghampiri, lainnya kabur, tinggal anak itu yang naik sepeda, dan yang ngambil bendera, lalu sepedanya ditendang, jadi si anak itu terjatuh kemudian ditangkap. yang diambil tetnyata benderanya cak yusuf tetanggaku, padahal di benderanya sudah dikasih nama. haha, pasti dikiranya si pencuri, cuma ngambil bendera aja dihajar. setelah selesai, semuanyapun pulang, dan kartu pelajar anak itu dibawa pak yusuf, mau dikasih bu wiwik, biar diurus sekolahan.
Sampai dirumah, aku mikir, wah anak tadi, masih kelas 7 SMP aja dah berani mencuri. tiba-tiba aku ingat, dia lahir tahun 1996, langsung aku berkata pada orang tuaku "bu, pak, anak tadi bohong, dia gak sekolah SMP, dia dah lulus, harusnya dia dah kelas 2 SMA, dia lo lahir tahun 1996, pantesan kartu pelajarnya dia suruh ngambil, kan dia dah gak butuh lagi", trus bapak coba lihat mukannya yang di foto di kamera, anak itu telinganya ditindik, berarti dia dah gak sekolah, dan memang anak liar yang nakal.
Besok paginya, saat dilihat kartu pelajarnya,, ternyata benar, si anak dah lulus, kartu pelajarnya tahun 2010.
hahaha.. telat kabeh
ReplyDeletehahaha, dah terlanjur :D
Delete