Wednesday, October 2, 2013

Biji Buah Mahoni

“Aku seperti biji mahoni, yang terbang berputar-putar dengan penuh kebingungan. Kebingungan yang sedang kurasakan ini, sepahit rasa bijiku.”
Aku bagaikan biji buah mahoni. Aku berasal dari ketinggian yang tinggi, berada dalam tempat yang nyaman, tempat yang begitu keras yang bisa menjagaku dari keganasan angin diluar sana. 


Hingga pada saatnya tiba tempatku sudah tua sekarang, tak lagi bisa menjagaku, tempatku mulai pecah dan terbuka. Dan angin pun menemukanku. Akupun dihempaskan angin begitu jauh, aku terbang berputar-putar dan terus berputar seperti baling-baling yang kehilangan arah, dan terus-menerus berputar hingga aku berhenti berputar ketika aku sudah terjatuh dan menyentuh tanah, dan ketika angin menghempaskanku lagi, aku berputar-putar lagi. Hidup yang terombang ambing penuh kebingungan, tak pernah berhenti dan tak pernah usai, begitu lama aku menunggu agar kebingungan ini segera berhenti, tapi tetap tak bisa.

Aku menunggu tanah menyembunyikanku, tapi tanah tak juga mendatangiku, dan lagi-lagi angin menghempaskanku, aku semakin berputar dengan segala kebingungan. Kebingungan ini adalah kebingungan yang tanpa arah, tanpa ujung, tak menentu. Suatu ketidaktahuan yang terus memburuku, dan begitu bahagia ketika aku semakin bingung. Tahukah kau, kebingungan yang sedang  kurasakan ini, sepahit rasa bijiku.

No comments:

Post a Comment

Pembaca yang baik selalu meninggalkan komentar. Terimakasih atas saran dan kritik anda.