Bagi yang merasa memiliki Sandal ini, harap segera diambil di kantor polisi. Dan diharap anda membawa bekal untuk menginap di balik jeruji besi. Atas perhatiannya terimakasih. |
Jumat, 13 Juli 2012
Siang itu sekitar jam setengah 12, ayahku dan adikku berangkat ke masjid untuk shalat jumat. ibuku karena baru pulang dari mengajar dan kelaparan, akhirnya makan di depan TV. ibuku sadar pintu garasi terbuka, dengan segera ibuku menuju garasi hendak menutup pintu. saat menuju garasi dari lantai keramik rumah ibuku melihat bayangan orang berlari ke belakang. dengan segera ibuku memanggilku sambil menutup garasi. tapi tak ada jawaban dariku. ibuku segera berlari ke kamarku, dan mendapati aku sedang tertidur pulas di kamar. ibuku segera membangunkanku.
Ibu: " Nir, dari tadi tidur aja kerjaannya, barusan ibu lihat bayangan orang di dalam rumah, ibu kira kamu, di depan rumah ada sepeda motor orang di parkir di depan gerbang, bla bla bla bla".
ibuku ngomong panjang lebar dengan jeda yang cepat karena panik. aku yang baru bangun tidur masih bingung dan masih belum sadar 100%. dengan marah marah aku menjawab, sambil menuju ke rumah belakang.
Aku: " ah, mungkin itu hantu, kemarin aku juga merasa ada orang yang mengawasiku dari jendela kamar, pas aku cari tapi gak ada orang, dan pintu gerbang masih menutup. atau mungkin itu grey."
aku berkata dengan cueknya menuju rumah belakang, waktu itu aku berfikir ingin hidup normal, dan tidak ingin lagi berimajinasi berlebihan tentang detektive. Dari pintu dapur aku mengawasi belakang rumah. dari jauh, tepatnya di pojok barat laut, di daerah kandang ayam, aku melihat satu buah kaki mengambang. tak terlalu terlihat jelas, karena waktu itu aku tidak memakai kacamata, dan mataku terhalang pohon manggis di depanku. ibuku menghampiriku dan bertanya apa ada orang di belakang, aku segera menoleh ke arah ibuku dan berkata "tidak ada". kemudian aku menatap lagi ke sudut dimana aku tadi melihat kaki. tapi aku tak melihat apa-apa. batinku pun bilang. "ah, mungkin hantu, atau mungkin hanya imajinasiku." ibu masih tetap bercerita tentang bayangan yang di lihatnya, lalu ibu ke belakang, dan tidak menemukan apa-apa. entah kenapa aku jadi lupa mau mengatakan pada ibu kalau aku melihat kaki. dan aku berpikir, pasti ibu nanti tidak percaya. entah kenapa yang aku ingat malah aku harus segera mandi, karena jam 1 aku harus ke rumahnya mbak bella.
Setelah selesai mandi. ibu bilang kalau tadi sepeda motor di depan gerbang dah di ambil sama orangnya.
Tak lama kemudian Ayahku dan adikku pulang dari jumatan dan langsung bertanya.
Ayah: Lho, siapa yang buka gerbang tadi? kok gerbangnya terbuka?
Adik: Padahal tadi pintu gerbangnya dah aku tutup.
Ibu: Nah tadi aku merasa ada orang di dalam rumah, dan di depan gerbang tadi ada sepeda motor. (ibuku bercerita)
Ayah: Berati jelas orang itu masuk rumah.
Ibu: Ah, gak mungkin, tadi sudah di cek dimana-mana tapi gak ada orang.
aku hanya diam saja mendengarkan, aku sedikit bingung dan ragu.
Kemudian ayahku ke meja di depan komputer, lalu bertanya.
Ayah: Lho, siapa yang buka tasku? siapa yang naruh laptop diatas sini? kok tepaknya ada di luar semua, dan ini amplop dari jogja buat kepala sekolah siapa yang buka? ini padahal gak boleh di buka!
ibuku mendekat ke meja lalu juga bertanya.
Ibu: apa kamu yang naruh tas ibu di meja sini? apa kamu juga naruh dompetku disini?
Aku: Tidak, tadi tas dan dompetya kan di meja kamar.
Ibu dan Ayah: Berati benar ada orang yang masuk sini dan mau mencuri.
Adik: Biasanya pencuri mesti pakek sandal. apa ada sandal yang ketinggalan, atau jejak kaki? karna gak mungin pencuri gak pakai sandal.
ibu langsung menuju garasi, dan ternyata benar ada sandal hitam disana. ibu langsung melemparkannya ke keramik dengan histeris, semua kaget, aku terdiam tanpa kata, ayahku langsung ke belakang rumah, ayah melihat pagar tembok, juga melihat sungai kecil dibelakang rumah barangkali orang itu keluar lewat got, tapi got terlalu kecil dan airnya kebetulan sedang deras, dan kemudian ayah berkata "malingnya pasti keluar lewat belakang" dan di kandang ayam di pojok belakang rumah, tepatnya di pojok pagar rumah, diatas atapnya ada jejak kaki, atap kandang ayam yang terbuat dari seng itu penyok-penyok, dilihat dari jejak kakinya, sepertinya maling itu berlari di atas atap kandang dengan panik, karena jejak kakinya terlihat kalau dia terpleset, barulah aku ingat saat tadi ayam semuanya berkokok dan aku juga ingat kaki mengayang disana yang aku kira hantu, kemungkinan maling itu setelah naik di atas atap kandang ayam, lalu memanjat pagar tembok yang tinggi, kemudian turun manjat pohon kelapa di kebun milik tetangga sebelah. setelah menyelidiki belakang rumah kami semua keluar ke teras rumah,,, ibuku bercerita kalau orangnya ciri-cirinya pendek tapi berisi, rambutnya agak gondrong, memakai baju putih, ketika mengambil motor di depan gerbang dia sambil menundukkan kepala. tetapi ibuku tidak bisa melihat dengan jelas wajah orang itu karena ibuku melihat dari dalam rumah melalui jendela kaca.
Aku: " ah, mungkin itu hantu, kemarin aku juga merasa ada orang yang mengawasiku dari jendela kamar, pas aku cari tapi gak ada orang, dan pintu gerbang masih menutup. atau mungkin itu grey."
aku berkata dengan cueknya menuju rumah belakang, waktu itu aku berfikir ingin hidup normal, dan tidak ingin lagi berimajinasi berlebihan tentang detektive. Dari pintu dapur aku mengawasi belakang rumah. dari jauh, tepatnya di pojok barat laut, di daerah kandang ayam, aku melihat satu buah kaki mengambang. tak terlalu terlihat jelas, karena waktu itu aku tidak memakai kacamata, dan mataku terhalang pohon manggis di depanku. ibuku menghampiriku dan bertanya apa ada orang di belakang, aku segera menoleh ke arah ibuku dan berkata "tidak ada". kemudian aku menatap lagi ke sudut dimana aku tadi melihat kaki. tapi aku tak melihat apa-apa. batinku pun bilang. "ah, mungkin hantu, atau mungkin hanya imajinasiku." ibu masih tetap bercerita tentang bayangan yang di lihatnya, lalu ibu ke belakang, dan tidak menemukan apa-apa. entah kenapa aku jadi lupa mau mengatakan pada ibu kalau aku melihat kaki. dan aku berpikir, pasti ibu nanti tidak percaya. entah kenapa yang aku ingat malah aku harus segera mandi, karena jam 1 aku harus ke rumahnya mbak bella.
Setelah selesai mandi. ibu bilang kalau tadi sepeda motor di depan gerbang dah di ambil sama orangnya.
Tak lama kemudian Ayahku dan adikku pulang dari jumatan dan langsung bertanya.
Ayah: Lho, siapa yang buka gerbang tadi? kok gerbangnya terbuka?
Adik: Padahal tadi pintu gerbangnya dah aku tutup.
Ibu: Nah tadi aku merasa ada orang di dalam rumah, dan di depan gerbang tadi ada sepeda motor. (ibuku bercerita)
Ayah: Berati jelas orang itu masuk rumah.
Ibu: Ah, gak mungkin, tadi sudah di cek dimana-mana tapi gak ada orang.
aku hanya diam saja mendengarkan, aku sedikit bingung dan ragu.
Kemudian ayahku ke meja di depan komputer, lalu bertanya.
Ayah: Lho, siapa yang buka tasku? siapa yang naruh laptop diatas sini? kok tepaknya ada di luar semua, dan ini amplop dari jogja buat kepala sekolah siapa yang buka? ini padahal gak boleh di buka!
ibuku mendekat ke meja lalu juga bertanya.
Ibu: apa kamu yang naruh tas ibu di meja sini? apa kamu juga naruh dompetku disini?
Aku: Tidak, tadi tas dan dompetya kan di meja kamar.
Ibu dan Ayah: Berati benar ada orang yang masuk sini dan mau mencuri.
Adik: Biasanya pencuri mesti pakek sandal. apa ada sandal yang ketinggalan, atau jejak kaki? karna gak mungin pencuri gak pakai sandal.
ibu langsung menuju garasi, dan ternyata benar ada sandal hitam disana. ibu langsung melemparkannya ke keramik dengan histeris, semua kaget, aku terdiam tanpa kata, ayahku langsung ke belakang rumah, ayah melihat pagar tembok, juga melihat sungai kecil dibelakang rumah barangkali orang itu keluar lewat got, tapi got terlalu kecil dan airnya kebetulan sedang deras, dan kemudian ayah berkata "malingnya pasti keluar lewat belakang" dan di kandang ayam di pojok belakang rumah, tepatnya di pojok pagar rumah, diatas atapnya ada jejak kaki, atap kandang ayam yang terbuat dari seng itu penyok-penyok, dilihat dari jejak kakinya, sepertinya maling itu berlari di atas atap kandang dengan panik, karena jejak kakinya terlihat kalau dia terpleset, barulah aku ingat saat tadi ayam semuanya berkokok dan aku juga ingat kaki mengayang disana yang aku kira hantu, kemungkinan maling itu setelah naik di atas atap kandang ayam, lalu memanjat pagar tembok yang tinggi, kemudian turun manjat pohon kelapa di kebun milik tetangga sebelah. setelah menyelidiki belakang rumah kami semua keluar ke teras rumah,,, ibuku bercerita kalau orangnya ciri-cirinya pendek tapi berisi, rambutnya agak gondrong, memakai baju putih, ketika mengambil motor di depan gerbang dia sambil menundukkan kepala. tetapi ibuku tidak bisa melihat dengan jelas wajah orang itu karena ibuku melihat dari dalam rumah melalui jendela kaca.
No comments:
Post a Comment
Pembaca yang baik selalu meninggalkan komentar. Terimakasih atas saran dan kritik anda.